Tuesday, October 21, 2008

Do'a seorang Jablay

Karena katakter yang ada di dalam tulisan ini cukup menguatkan keGR-an saya bahwa itu adalah saya, maka sesudah meminta ijin, maka saya diperbolehkan mengkopi dan meletakkan tulisannya di dalam MP saya  ini.


September 27, 2008

Tadi malam saat chatting via YM dengan seorang teman, sebuah pertanyaan kulontarkan kepadanya, bukan sebuah pertanyaan yang usil, iseng atau bahkan sebuah pertanyaan yang harus dijawab dengan memeras otak. Bukan…, pertanyaan ini sederhana saja, malah terkesan sedikit religius, “ Apa yang menjadi doamu selama Ramadhan ini ?

Alur percakapan yang nampak di screenku, tiba-tiba sedikit tersendat, bisa jadi karena dia sedang berusaha mengingat doa apa yang selama ini ia ucapkan, atau memang network Telkomsel Flash yang kerap naik turun di kawasan Ciganjur ini. Tidak lama muncul jawabannya di screenku. Ada beberapa doa sepertinya, karena ia membubuhkan angka satu pada jawaban pertamanya. Kubiarkan menunggu sambil memberikan response pendek di sela doa-doa yang ia ketikan. Satu doanya yang menarik adalah harapannya pada Ramadhan tahun depan, sudah bisa membangunkan seseorang untuk diajak sahur bersama dan diajak sungkem ke orang tuanya pada hari raya.

Sebuah doa yang sederhana menurutku dan cenderung conservative, namun tajam. Tajamnya, karena keinginan pada doa tersebut menggambarkan sebuah pencapaian utama dalam hidup seseorang. Menikah, mempunyai keturunan dan hidup bahagia dengan keluarga.

Beda dengan kelompok pendoa moderate dan liberal yang lebih cenderung mengutamakan karir dan hidup mapan terlebih dahulu sebelum akhirnya ingin mewujudkan pencapaian yang satu itu.

Menilik dari penampilan dan pergaulannya, pendoa ini sebenarnya sosok yang cukup menarik, dan ngga pernah kekurangan teman lawan jenis. Terhadap semua teman-temannya, dia bukan merupakan orang yang sak pena’e dewe, tapi dia orang yang peduli, malah cenderung romantis, maksudnya ngga peduli walau teman-temannya suka pada rokok dan makan gratis.

Tumbuh dan besar di salah satu kota besar di Indonesia membuat gaulnya juga jauh melewati batas territory negara ini, bahkan batas planet kita. Luasnya seperti menggambarkan gairah mudanya yang tidak ingin terkungkung pada satu hal saja. Ingin selalu terlibat pada semua perhelatan orang-orang muda. Otaknya juga terbilang encer, selalu update dengan isu-isu terbaru. Selain lancar berbahasa Inggris dan Indonesia, dia juga mampu berkomunikasi dengan baik bahasa Jawa dan bahasa bencong.

Duduk sejam bersama dia, bisa dipastikan puluhan sms dari banyak penjuru akan mendarat manis di inbox hp-nya. Bergaul dengannya berbulan-bulan, beberapa cerita tentang pria-pria menarik juga meluncur dengan lugas dari bibirnya.
Singkatnya dia cukup mewakili untuk disebut sebagai salah satu perempuan yang menarik.

Kembali ke doanya, dan melihat dari semua label yang melekat padanya, aku hanya berpikir apa lagi yang dicarinya ? sepertinya ada sesuatu yang berjalan tidak sesuai dengan mimpinya. Karena walaupun memiliki banyak teman pria, beberapa kali perempuan satu ini kerap memberikan label jablay pada dirinya sendiri. Padahal menurutku dia bukan penganut
monkey’s theory ataupun orang yang suka makan bubur panas-panas. Menilik dari cerita asmaranya, mengutip istilahnya Samuel Mulia, dia lebih berperan sebagai pasangan yang tercocok hidungnya. Yang memberikan loyalitas penuh pada pasangannya.

Teman… tahu ngga sih, banyak orang yang jarang sahur sekarang ini. Bisa jadi mereka tidak sahur karena memang benar-benar males bangun, atau mungkin mereka berpikir, kalau sekedar bangun aja sih bisa, cuma ngga sanggup nyiapin buat dirinya sendiri, maklum pulangnya udah malem banget. Atau karena memang ngga ada yang membangunkan dan menyiapkan sahurnya. Nah fakta ini bisa sekaligus good news dan bad news kan :D

Apapun doanya, Tuhan pasti akan mendengarkan. Apapun mimpi itu, Tuhan pasti akan memeluk mimpi-mimpi itu. Apalagi ini sudah menjelang hari-hari akhir ramadhan, katanya jangan melewatkan malam-malam ganjil setelah hari ke 20 ramadhan.

Mudah-mudahan Tuhan mengabulkan doamu ya .. Amin. Jangan terburu-buru mengambil keputusan ya, masih banyak hari di depan, Ramadhan berikutnya juga masih lama.

Selamat lebaran.


**Makasih buat lonelytrekker (bukan single***** sensorrrr..... wakakakakakakak) karena sudah mendoakan lewat tulisannya, kang mas "ketemu gede di gunung" yang selalu bisa membuatku mati gaya, yang ga henti-hentinya mencela, memarahi sekaligus menasehati adik kecilnya ini dengan tutur singkat yang selalu membuat saya tersindir supaya jadi lebih baik. Tapi tetep aja ngga ngefek. Ngefek kok cuy, tapi dikit :D wekekekek...

Semoga lebaran taon depan bisa kukenalkan padamu calon suamiku itu. Amin.

11 comments:

  1. :) sayang blognya di apus :) ga bisa menikmati lagi tulisan2nya yang amazing.

    ReplyDelete
  2. Semoga....

    jeng kemana aja? jarang OL sekarang?

    ReplyDelete
  3. wah wah.. kenapa pula dihapus tuh blognya?

    ReplyDelete
  4. :) ah doa sama saja, buat jablay beneran sekalipunpun masih boleh dan masih bisa dikabulkan. bukannya Tuhan Maha bijaksana bu? kalau manusia aja bisa mengerti ada alasan pada setiap perbuatan masa Tuhan ngga?

    impossible is nothing

    salam
    orang

    ReplyDelete
  5. d sini aja. ga ke mana-mana. Lagi di jalan makanya ga bisa angkat telponmu...

    ReplyDelete
  6. ohh ini toh doa nya ;))
    aduhhhh... kangmas nya bisa bikin mati gaya gitchu deh...
    jadi pengen ketemu sama kangmas nya keke....

    ReplyDelete
  7. ntar kukenalin. halah!!!! hahahaha

    ReplyDelete