Thursday, November 29, 2007

Bon Voyage...

Andaikan kau tak berkhianat padaku, memegang semua janji-janji dari lidah tak bertulangmu dan tak meragu untuk tetap memilihku. Mungkin sekarang aku akan mengantar kepergianmu lagi seperti dua tahun silam saat kau pergi mengarungi laut lepas menjajaki pulau-pulai lain dan menunggumu pulang hingga tahun berganti.
Sayang, semua hilang karena nafsu dan kesetiaan tipis  yang ada padamu.

Dan beberapa jam yang lalu kau berpamitan ke satu negara bernama Libanon,   menjalankan tugas negara, katamu. Kau masih sempat memintaku menunggu.
Namun ah, andai saja aku masih tidak kapok. Andai saja rasa itu masih ada...

Bon Voyage kawan... Sampai jumpa lagi. Ya, aku akan menunggumu untuk bercanda sebagai kawan yang menyenangkan dan lucu (seperti ucapmu dulu).

P.s. Kalau sempat, sebelum bertaruh nyawa di medan perang jangan lupa tuliskan surat wasiat pembagian harta gono gini kita.

Menikmati Batu dan purnama di Panderman

Staring
Leading Actors plus Cameo :
Rudy "Ary" Linga
Susan"Amara"Lingua
Johan "Francois" Lingua

Supporting Role Actors:
Mamanya Johan
Papanya Johan
Ibu penjual Pisang
Bapak penjual es Campur

Ke Malang lagi neeh. Lebih tepatnya di Batu, di rumah Johan yang nyaman buat ngadem, aku menuju ke sana. Bertemu dengan orang tuanya dan berdiskusi banyak hal membuat aku lupa akan kebosanan dan panasnya Surabaya. Jam menunjukkan pukul 8 ketika Jo bilang bahwa Raden Mas Rudy sudah ngendon d depan masjid alun-alun batu mengingatkanku bahwa kita akan ke Panderman. (Saking enaknya leyeh-leyeh, mo naik gunung bisa lupa).
Dan malam itu kamu bertiga dengan nescafee dan teh panas yang kami masukkan dalam flask, dan dengan mata ngantuk (namun karena sudah diniatin) berangkatlah kami ke mall di atas puncak panderman yang ada di belakang rumah Johan).

Sepanjang perjalanan tak lelah kami bercanda dan tertawa.
"Jadi lw pernah kerja di sana San?" kata Rudy sambil nunjuk salah satu vila yang kami lewati.
"Iye"
"Berarti lw pembantu gw dong"
"Ha? Lw majikan gw yang idiot itu?"
"La, pembantu gw itu lebih idiot dr gw!"
Setelah puas ketawa sambil ngos-ngosan dan Johan masih asik menelpon seorang oknum untuk pamit ke naik ke Panderman (et dah.. ke Panderman aja minta di SAR) kami terhenti sesekali menikmati pemandangan kelap-kelip Batu di malam hari . Merasa panas, melihat Johan asyik menelpon, akupun menelpon juga minta di SAR kalau sampe 2 minggu ga ada kabar (hahahahhaha). Sedang Rudy ternyata juga panas tangannya pengen mencet nomer telpon temannya yang bernama "bini" yang katanya besok subuh mo ngajak dia jalan-jalan ke pasar pagi di Gajayana.
"Sayang... celanaku kok kamu pake sih... salah neeh. Ayo lepas lagi" kataku di dekat Rudy yang nahan tawa gara-gara si "bini" mendengar bacot-baotku dan Johan di sebelahnya. Sori ya Bin, bukan maksud aku pake celana Rudy. Apa daya Rudy emang suka suka ga betah pake celananya sendiri.
Dan jalanan beraspal yang cukup membuat kami lelah selama 1 setengah jam ini akhirnya menghantarkan kami pada pertigaan di sebuah masjid. Finally we had to choose which way to take. Johan memutuskan untuk melewati salah satu jalan itu. Dan menyalakan speakernya sambil sesekali berhenti untuk ngopi dan ngeteh kami berjalan. Ntah berapa kemiringan yang harus kami tanjaki dan berapa banyak pemandangan lembah di malam hari yang menyambut kami di bawah sinar purnama. (Hemmm... Purnama, fullmoon, wow kalo ngga birahi, bisa-bisa 2 makhluk itu berubah jadi manusia srigala -pikirku). Fullmoon juga yang membuat kami tak perlu menggunakan senter untuk melangkah di malam hari. Padang tenan malam itu.
Setelah sempat nyasar dan kehilangan arah dan tujuan, kami menanjak lagi.
"San, ingetin aku untuk bilang sesuatu ya kalo dah sampe atas." kata Johan. Et dah. nih orang mo apa lagi nih? Jangan-jangan hal-hal mistis dan nakutin.
"Rudy, lw depan aja deh." pintaku
Dengan pasrah Rudy menurutiku meskipun ngos-ngosan. Di depan ada batu gede banget.
"Puncaknya itu ya Jo?"
"Iya. Ada batu besar"
Alhamdulillah berakhir sudah semua penderitaan malam selama 4 jam itu.
Dan dalam hitungan menit, Rudy sudah ngorok . Johan masih sibuk dengan api unggun di sebelah kami. Aku pun mencoba lelap diatas unyil kesayanganku. Luv u Nyil.. hehehe.
Ketika jam menunjukkan pukul 4 dan udara makin dingin, kuingatkan Johan untuk memakai jaketnya. Tapi ntah dapat kekuatan dari mana nih orang masih kekeh minjemin jaketnya ke aku. (Makasih Jo... ) Mungkin atmosphere salju dah merasuk di tulang dan sum sumnya.
Around 5 a.m It's sunrise. Time to narsis. Dan kamipun bersiap-siap jadi modelnya Johan. Poto dari tema kebelet, pre-divorce, merangkak sampai pose-pose di atas batupun diabadikan dalam kameranya. Btw, aku juga seneng banget akhirnya si osprey ketemu kakak kandungnya di Panderman. hehehehehe... Akur banget deh.

At 7.00 kita going down dan ketika bertemu dataran kami berhenti untuk pemotretan sampul kaset album terbaru kami dengan single hotnya "Bila kuingat-tak ingat-ingat". Pose model Naruto sampai pose loncat-loncat kami lakuin (terinspirasi oleh gatalnya dengkul begundal di Ranu Regulo kalee).

Perjalanan turun yang menyengsarakan kaki menyebabkan kami harus berhenti berkali-kali karena menahan sakit. Dan keinginan untuk menyantap pisang goreng di otakku akhirnya terkabul. N guess what? nggak hanya itu, di satu sudut pasar itu si Ibu penjual pisang juga menjual tempe kacang or tempe bungkil. Yessss.... Sudah lama aku ngidam tempe kacang. Keajaiban terus berlanjut saat kami menemukan es campur yang seger habissss.
Sambil menenteng pisang dan tempe kacang kami pulang di bawah teriknya matahari Batu yang kurang bersahabat. Panas cuy.... :(
Momnya Johan ternyata baik banget sampe bersedia nggorengin pisang ma tempe kacang plus buatin pecel untuk mengisi perut-perut busuk ini.
Setelah makan bareng-bareng dan berbincang bersama akhirnya kami tepar sampe jam 3 sore.

Well it's time to leave the laughter. Let's get back to our reality show.


  • To Johan and Family... buat sambutan hangatnya kepada kami terutama Rudy yang anak kos hahahahha... Sampaikan maaf atas kerepotan yang kami buat selama di sana.
  • To Rudy yang mo ninggalin kota apel dan pulang kampung. Good luck ya Rud. Makasih buat baso Damas-nya dan buat direpotin nggotong tenda aku sampe ke terminal. We'll see again someday.

What a day

Sunday, November 25, 2007

Ketika LINGUA Teg Tog Panderman




Ya dan kami pun (entah karena kurang kerjaan atau dah bosen di rumah) akhirnya kami memutuskan teg tog ke sebuah "gundukan" bernama Panderman
Kami start dari rumah Johan jam 11 malam, dan setelah nyasar berkali-kali tibalah kami di puncak jam 3 pagi disambut oleh batu-batu besar di atasnya
dan kamipun turun jam 7.
On the way down, kita bernarsis ria... inilah hasilnya

Sunday, November 18, 2007

Laughing of the Rain

"Lu jangan turun Blok M. Henti di Alazhar aja, ntar gw jemput" Begitu SMSnya. Dalam beberapa menit sebelum aku sempat membalas SMS itu, dia langsung telpon. "Jadi ke sini ga lw?"
"iya gw dalam perjalan" Padahal aku baru bangun n harus ngejemur baju yang baru aku cuci tadi pagi.
1 jam kemudian setelah tertidur dalam bus transjakarta, gw henti di Al Azhar dan disambut dengan derasnya hujan.
"Doel gw di Al Azhar, lw di mana?"
"Gw di rumah. Lw tau kan kl ini hujan? Tunggu aja ntar gw jemput"
Aku cuma ketawa aja membaca sms juteknya. HP gw berbunyi terlibat satu pembicaraan serius dengan suara di seberang sana. Sambil tersenyum, gw asyik bersandar di jendela koridor busway tanpa menghiraukan orang-orang dan hujan tapi tetap menikmati butiran-butiran yang jatuh menyirami siang jalanan di depanku dan suara di seberang sana. Setelah pembicaraan usai tak berapa lama sesosok makhluk beraincoat doreng dengan sepeda BMX dan payung gede ditenteng berdiam tepat di depanku yang terbatas oleh kaca. Tersenyum manis dan lucu sambil melambaikan tangannya. Kok ya ada makhluk aneh naik sepeda sambil ber-rain coat di tengah hujan kek gini. Niat banget tuh orang.
Waitttt. Ternyata...... DOEL. Langsung berlari langkahku keluar koridor dan menerabas hujan yang tetap mengarah di sekitar jembatan busway. Tak sabar langkahku untuk segera mengarah kepadanya dan seperti di slow motion gw langsung menuruni tangga dan menghambur ke arahnya. Pandangan orang-orang di sekitar tangga mengarah pada kami. (yang ini agak didramatisir)
"Doellll...." Aku tersenyum ke arahnya "Aku juga bawa payung"
"Ye... nih kubawain yang besar. Nih yang kecil juga ada." Mirip ma sales payung. Masih tak kuhiraukan apa yang dia bicarakan barusan.
"Rumah lw jauh?" tanyaku
"Jauh"
"Terus kita jalan aja ya? kamu yang bawa sepeda"
"Jauh San... Lw naik aja"
"Haaa???!" Kek kesamber petir. Don't ask me to do something silly ya.
Sambil mundur di belakang sadelnya dikit dia menepuk bagian depan sadelnya yang hanya beberapa centi itu.
"Lw duduk di sini aja. Tenang san. Gw ga napsu ma lw !"
My dog. "Gila. Oga. Gw jalan aja deh kamu jalan di belakang San."
"Ya sudah.. coba aja kalo mau" baru beberapa langkah, kumelirik ke Doel.
"Kalo ga di sadel boleh ga?"
"Ya di sini aja." Sambil nunjuk stang
kita ngakak bareng...
"Aku pilih di tengah aja deh."
"Ya udah ayo kamu di tengah macam pre-wed gitu."
Masih dalam kondisi hujan dan tawa yang hampir meledak, aku menyerah untuk dibonceng posisi miring di atas sepeda kecilnya dan sepittt banget. Terakhir kali aku bersepeda dan berbonceng macam ini pas aku kelas 2 SD. Nggak tau pake sepeda siapa waktu itu. Masih ga henti juga aku tertawa mendapat sambutan seperti ini oleh Doel.
Sedang Doel?? Cuek banget mengayuh sepedanya. Sopir bajaj dan metro mini yang melintas sampe terheran-heran melihat ke arah kami. kok bisa ya sepeda kecil kek gitu dinaiki berdua di tengah hujan lagi. Waras ga sih tuh 2 orang?
Hahahahaha....
"Lw itu harusnya bangga San, gw ga pernah sepeda pre-wed seperti ini. Ma pacar gw aja ga pernah, mana hujan-hujan, gw yang genjot juga. Lw diem aja duduk manis ga usah ketawa. Ntar makin berat beban." Protes Doel di sela-sela nasihatnya. Masih sempat juga dia berhenti untuk beli rokok. Ntah apa yang ada di pikiran si pedagang rokok.
Orang kampung mana ya? siang-siang bersepeda :D

Sesampainya di "rumah"nya, aku di sambut dengan mi dan telor makanan wajib ku tiap kali aku berkunjung ke rumahnya dahulu. Tapi lagi-lagi aku harus masak sendiri.
"Lapar ya? ganjel pake mi ma telor ya, masak sendiri. Ntar aja makannya. Lw juga datang ga bawa nasi atau apa kek." Awas lw ya Doel.
"Habis lw makan, jangan lupa bersihin tempat ini ya Banci.
Aku tetap asyik makan dan pura-pura budeg. Namun, pada akhirnya aku bantuin juga bersih-bersih ruangan kerjanya yang hemmm berantakan banget.

Doel, sudah jadi pengusaha kecil-kecilan yang insya Allah akan menjadi besar. Masih lucu dan selalu membuat aku tertawa. Masih jago nyela. Apapun yang ada di diriku dicela habis. Dan masih juga jadi tukang ngobrak abrik pas waktu sholat tiba. Hanya saja dia sudah tidak lagi menjatuhkan panci dan nesting lagi. Dulu waktu kami semua tertidur di subuh buta, dia akan dengan giat menjatuhkan nesting dan panci-panci di atas lantai supaya kami kaget dan akhirnya bangun untuk subuh. Usil banget ya. Mana ngejatuhinnya tepat di depat telinga kita. Jadi kagetnya ga ketulungan deh. Doel juga udah males naik gunung (ngakunya hari itu gitu) lebih suka bersepeda ke mana-mana.

"Banci, ke ratu plaza yuk.." katanya.
"Ngapain"
"Nyari hanger tuh. Buat jemur baju. Gw ga punya hanger. Lw juga kudu makan kan?"
"Bilang aja minta ditemenin."
"Di temenin ma lw? ih amit-amit. Ini juga karna gw ga tega liat lw jauh-jauh dari Surabaya ga pernah ke tempat rame"
"Iyaaaaa.." Biar dia henti ngeledekin aku.
Dan berjalanlah kami ke ratu plaza naik metro mini diiringi tawa dan becek di sekeliling kami. Kadang kala dia menyalipku supaya dapat berjalan duluan. Atau kita berjalan cepat supaya ga keduluan. Mirip anak TK yang pengen cepet-cepet berebut kacang ijo.
"Lw seneng banget sih hari ini? Ceria banget gitu" katanya. Mungkin karena melihatku tertawa terus.
"Biasanya juga gw kek gini"
Namun, hari itu lain. Aku tersenyum lepas bersama Doel. Sudah hampir 1 tahun aku tak bertemu dengannya secara dia sulit banget kalo ditemuin.Atau kadang kami tak punya waktu seperti dulu. Saling bercerita tentang masa-masa yang pernah kami lewatkan bersama ataupun masa-masa di mana kami jarang bertemu, saling menghina (yang mana aku pasti selalu kalah telak) ataupun berbuat yang usil pas di atas metro mini. Dengan wajah lempeng dia bergoyang-goyang di atas tempat duduknya ke atas ke bawah ke kanan ke kiri.
"Apaan sih lw?"
"Sssst... gw lagi niru adegan duduk di atas angkot yang lewat jalan berlobang"
Hahahahaha.... aku nahan tawa dan cuek meskipun orang-orang memperhatikan kami.
Dan keadaan seperti ini tetap berlangsung selama kami sama-sama jalan ke arah yang sejalan di atas transjakarta, aku masih saja terhibur dengan tingkahnya yang memang lucu dan disengaja. hiks... Senang bisa menghabiskan hari itu bersamanya, walaupun kadang nyebelin.

==============================
For Doel yang lucu dan ngangenin... :D

Friday, November 16, 2007

Berg Spot via Geger Bentang - January 2007




Maunya ke Pangrango, tapi terhenti di Berg Spot.
Something that I'll be missing someday.
Staring : Susan, Doel, Om Agam, Qiting

Thursday, November 15, 2007

BT = Be Te = Begahnya Tinggiiiii

Mungkin gw terdengar sadis, kejam, perempuan yang tidak punya hasrat kemanusiaan, oportunis, egois, ga punya empati dan lain sebagainya. Di matamu mungkin seperti itu. Tapi whateverlah aku hanya manusia biasa yang kata salah satu orang terdekat gw, "ekspresive". Kalo ga suka ma orang ya udah ga akan bisa nutupin. Tapi kalo dah suka... apapun akan gw lakuin untuk nunjukkin kualitas rasa sayang gw ke orang itu. No matter he's guy or gay or girl.
That's me.
And it is obviously seen few days ago when I finally compromised with him, let's say he is Mr. Joko Ntah Berat Ntah Begah  (Mr. JNBNB)  from State of Long-long Distance . I name someone based on how I see and what I feel gicu deh... hahahaha. Pernah saking Berat and begahnya, someday pas dia berdiri dari seatnya, celananya turun hampir separo dari buttocknya. OH MY GOD (baca oh mai jod) dia ga pake pant?? Jorok... Mr. paling jorok yang pernah gw temuin. Apa semua Mr-Mr itu ga pernah pake pant ya? Maksudnya apa? Mo pamerin the bird and the hill??? siapa yang nepsong??? Gw sampe malu jalan ma dia dengan kecuekannya yang ah... bukan gw banget. N berkali-kali pula gw marah-marah ke dia dengan tingkahnya. Belum lagi kebiasaan makan dia yang luar biasa anjritttt.... bilangnya nggak, tapi pas disodorin di mukanya langsung di-emplok habis......... Ada juga orang ek gitu.

Back to the topic, nah si Mr. JNBNB ini dengan PD-nya datang ke Negeri Indo yang semula rencananya akan datang pas gw Ultah kemaren. - gw heran, sebegitunya gw di matanya... sampe gw Ultah aja dia bela-belain mo datang, tapi ga jadi. Artinya ya tetep aja ngibul abis alias nonsense alias kaspo (bhs surabaya-nya). Finally he came to Surabaya just in time when I had to leave for Jakarta. Guess what, he flew to Jakarta and wanted to see me, still.
What a Mr JNBNB...
Still he insisted to ask me accompanying him to somewhere around my beautiful and lovely and wonderful country.
"I cant. My students have been waiting for me" artinya "Gw ga bisa, Ndul!"
"U're so meant" Gw tau gw meant banget ma lw, kenapa masih ngejar-ngejar gw???.
The more I meant to you, the more you chase me yachh??
Finally, as I stated in the previous sentences that I accompramised with him. We went somewhere spending the day together, yang sebetulnya ga bener-bener spending the day banget.
Seluruh urat-urat muka gw tekuk abis, hampir bisa diitung juga gw ngomong sambil ngeliat dia - di dekatnya gw hobi banget buang muka, malas... kalo didengerin terus dan serius ntar merambat ngomongin perasaannya ke gw, n gw makin eneg- It happens all day long on the train which brought us somewhere.
Gw bilang ke si Mr tadi kalo gw mau pergi dengannya karena gw cuma balas kebaikannya selama ini, more than that I'll kick him and prefer to fight till I die. Hehehe.. Dramatis getho lo.
Bisa dibayanginlah jalan ma orang yang kita sendiri ga pengen jalan ma dia. Bawaannya ga fun meskipun kita berusaha sekuat tenaga supaya kita bisa fun. Tapi back to laptop. we can cheat anyone but too difficult to cheat our heart. Nah kalo gw udah ga bisa cheating my heart, gw pasti dah mulai bertindak ekspressive. Please see the following examples:

"Susan how do you feel? Are you happy?"
"I'm not!" dengan muka yang supre dupre lempeng n langsung buang muka like flash
"Don't you want to marry a Bule?"
"I will marry anyone as long as I love him!"

That's it..... Well... I've been trying to be happy but seems that I failed. Sorry I can't be a good companion. Karen gw tau di balik itu semua lw ada maksud, ada udang di balik perahu, ada kura-kura di balik batu. No matter how you tried to convinced me that u're not gonna hurt me but aku udah bad thinking first... that's how I defend myself. Never trust to any guy unless you love him. Stupid but it's gw githo looohh!!!
Jadi each time he tried to touch me... to touch every single inch of skin, I'll try to escape from him.. kek tikus ma anjing, sumpeh deh sampe-sampe pas gw duduk di satu tempat trus dia try to sit next to me, gw langsung berdiri dan mencari tempat duduk lain gara-gara gw ga pengen ngasih any small single chance for him to get intouch with me.
Harusnya ada rekaman yang mengabadikan how I escaped from him. Hahahaha... Lucu banget dah.

Gw jadi inget kalo gw pernah berada dalam posisinya. Posisi di mana gw tidak diharapkan dan diinginkan untuk ada di sampingnya. Posisi di mana gw adalah sebuah benda haram untuk disentuh. Sangat ga nyaman berada di posisinya namun di satu sisi, gw tau ada hasrat dalam dirinya untuk menunjukkan bahwa dia sayang dan ingin memenangkan gw sebagaimana gw dulu berusaha untuk meraihnya. Kasian banget nasib gw. Kasian juga nasibnya. Untung gw nyadar aja segera pergi menjauh dari posisi terhina dan terinjak macam itu.
Dan bukan salah gw kalo ga ada mood padanya secara dari awal udah gw tegesin kalo gw ga ada rasa ke kamu, no matter how you tried to.

Dan untung aja deh, meskipun gw jutek, Bete ma dia... masih bisa dengan waras gw bertahan nemani dia jalan-jalan dan melihat-melihat indahnya negeri-ku yang dia ga pernah punya dan miliki.

============
aku ga punya kewajiban untuk membalas cintamu kan???

home

by : Michael Buble


Another summer day has come and gone away
I’m in Paris and Rome, but I wanna go home

‘May be surrounded by a million people
I still feel alone, just wanna go home
Oh, I miss you, you know

And I’ve been keeping all the letters that I wrote to you
Each one a line or two, “’I’m fine baby how are you?”
Well, I would send them but I know that it’s just not enough
My words are cold and flat and you deserve more than that

Another airplane, another side place I’m lucky I know
but I wanna go home, I gotta go home

Let me go home
I’m just too far from where you are
I wanna come home

And I feel just like I’m living someone else’s life
It’s like I just stepped outside when everything was going right
And I know just why you could not come along with me
This was not your dream, but you always believed in me

Another winter day has come and gone away
It neither Paris or Rome and I wanna go home
Let me go home

And I’m surrounded by a million people
I still feel alone and let me go home
Oh, I miss you, you know

Let me go home
I‘ve had my run
Baby I’m done
I gotta go home

Let me go home
It’ll all be alright
I’ll be home tonight
I’m coming back home

 

ngimpiin mimpi

Ada satu blog teman yang saya baca sebelum saya pergi meninggalkan kotaku tercinta beberapa minggu yang lalu. Blognya bercerita tentang mimpi. Yang pada intinya menceritakan cara dia menghapus mimpi-mimpinya.

Hem, cukup menginspirasiku dalam dunia nyata untuk berusaha menghapus mimpi-mimpi yang ingin kuraih namun karena beberapa hal membuatku harus memutuskan untuk menghapusnya pelan-pelan dan satu persatu (aku ngikutin teorinya :D).
Ngga tau juga. Sepertinya sudah lelah aku bermimpi setelah apa yang pernah kuimpikan tak banyak yang tercapai.
Dan ntahlah, mungkin Gusti Ing Murbeng Dumadi, Tuhan sekalian Alam,  the God Almighty sedang asyik bermain dengan hidupku yang mungkin lucu bagiNya. dan tanpa sadar akupun terhanyut dlm permainannya dan tidak mau berusaha lepas.

Duh, Gusti Pengeran, jika saya harus berhenti , hentikan langkah saya dengan indah.
Jika saya harus meminta, jadikan sebuah permintaan itu dengan harga diri yang hanya Sampeanlah yang bisa memberikan harga yang layak dari yang mereka tawar.

Sunday, November 4, 2007

Jagoan kami




Inilah si penguasa rumah selam hampir 3 tahun terakhir. Namanya Hafidz Arifin Ilham Susanto. Waktu kecil, lucu banget ngegemesin dengan gurata-guratan halus berwarna merah di pipinya yang sampe sekarang jadi sasaran untuk kugigit tiap kali dia membangunkan aku di pagi hari.
Satu-satunya ponakanku dan yang paling disayangi oleh emak ma ayah di rumah...

Pernak Pernik kecil

Kemaren waktu pindahan kamar, ada beberapa benda mengusik mata untuk kutengok. dari buku - buku harian tempo dulu yang dipenuhi kisah kasih masa remaja (cuihh) , sebel ma guru-guru d SMP-SMA, dosen-dosen pas kuliah sampai berpuluh-puluh resolusi yang pernah saya tulis - yang sekarang sudah jarang  aku lakukan -. Ada juga poto-poto tempo dulu yang menarik untuk dilihat lagi. Namun ada hal menarik lainnya selain buku diary dan poto-poto tersebut. Satu kotak kecil berbentuk Sponge Bob yang bahannya dari seng yang ada di dalam 1 drawer yang memang sudah jarang pernah kubuka.

Semua berisi pernak-pernak kecil yang kadang kurasa sangat aku butuhkan. Dari hand Body kecil yang berbentuk tube, lilin aroma therapy, sapu tangan handuk warna merah, puff untuk mandi yang jumlahnya mungkin sekarang sudah lebih dari 5 dan halus banget kalo dipake + awet. Parfum-parfum kecil yang aku sendiri tak tau apa akan kuat dan ga pusing kalo aku memakainya (secara bukan terlahir dengan darah ningrat :)) ). Mungkin mahal mungkin juga nggak. Yang membuatku tersenyum adalah cream-cream penghilang kasar di kaki kalo habis naik gunung.
Hem... DJ - that's how I called him- Entah karena ingin membuatku senang atau memenangkan hatiku, DJ sering ngirimin aku pernak-pernik lucu dan kadang bermanfaat itu. Sepertinya harga barang-barang itu tak semahal ongkos kirimnya, kadang aku sampe ketawa aja tiap kali pak pos datang dan tanya isinya apaan? "hand body mungkin pak."
si pak pos pasti geleng-geleng kepala... Emangnya di Indo ga ada yang produksi hand body?

Apapun itu yang jelas DJ sangat perhatian. Lebih perhatian dari diriku sendiri. Satu lagi dia anti banget kirimin aku whitening cream yang orang-orang Indo banyak pakai. hahahaha...
Orang Bule mang suka banget ma kulit-kulit item kucel gini.
And ntah kenapa aku masih mengingkari takdir hehehehe....


Ke Jakarta aja deh

Start:     Nov 5, '07 12:00p
End:     Nov 12, '07
Location:     Surabaya -Jakarta
Pengen maen-maen ke Jakarta neeh... kangen ma Ariel Peter Pan n mau nengok keadaan Syaiful Jamil setelah diputus tali kasihnya sama Dewi Persik. Sapa tau setelah ketemu aku , dia bakal sadar "keknya nih perempuan yg harusnya gw kejar dari dulu... " (La emangnya aku maling?!).
Kemungkinan besar juga waktuku di sana akan akan tersita oleh Achmad Dhani. Aku harus nenangin dia. Kasih support, bahwa di dunia ini bukan Maya saja yang pantas buatmu. (Khayalan si miskin..... hahahahahhahahaha)
Pengen juga mampir ke Kebun Raya Bogor
Kalo sempet mampir ke monas sabtu or minggu pagi.
Dah lama ga liat bronis-bronis lari pagi ngiterin taman di bawah monas.. cuci matane sik rek.. :D.
See u.....

Saturday, November 3, 2007

Cinta yang seperti lilin itu....

Jika memang cinta kita seperti lilin, biarlah ia habis meleleh menerangi sekitarnya.



Kuingat, waktu pertama kali senyuman itu kembali muncul tanpa embel-embel tuntutan untuk mencinta.
Kuingat, saat semua bermula dari pertautan hangat yang membuatku tersenyum di pagi hari nan buta berselimutkan kabut dan kemuning.
Kuingat, ketika embun mulai mencair, kitapun melangkah sambil menyerukan canda dengan lepasnyayang mungkin payung berwarna
lazuardilebih mengerti apa yang kita tertawakan
Masih kuingat juga tatapan lucu diselingi sapuan peluh kita selipkan celaan tak bermartabat tentang kita dan juga tentang mereka.

Hingga, tanpa terasa genggaman kita pun menjadi keharusan untuk menghangatkan malam di bawah purnama nan dingin dan embun-embun yang mengitari napas-napas penghuni hutan yang kian menggigil.

Hingga kita tersadar bahwa langkah ini tak kan bertepi meskipun kita paksa.
Terlalu berat menapaki bukit dengan keterjalan berpuluh-puluh derajat dan jurang serta lembah di samping kiri dan kanan kita.

Jadi biarlah
jangan paksakan kaki ini tersiksa.

Selagi aku masih bisa memelukmu lewat mimpi
Dan selagi kau masih bisa menatapku lewat jiwa
Biarlah kita bertahan di sini menikmati hembusan angin yang membuat kita damai

Tanpa keinginan untuk meleburnya

===================
Untukmu yang tulus dan ikhlas seperti lilin yang menerangi temaram hatiku. Di manakah dirimu.....

Sabtu sore di balik jendela berkaca di dalam studio poto nan dingin. Suara guyuran air dari langit itu kian deras di telingaku meskipun suara Chantal Kreviazuk dengan "feels like home"-nya berulang kali menyumbat kencangnya hujan yang tak ingin kutoleh. Aku membelakangimu hujan, meskipun sudah lama aku merindukanmu.

Friday, November 2, 2007

To Honor You

Tak ada maksud menganggapmu tak terhormat dengan meniadakan aku sejenak saat di sekitarmu.
Hanya saja aku perlu waktu untuk tidak melayani amarah dan pertanyaan-pertanyaan yang harusnya tidak dialamatkan padaku di masa krisisku.
Jangankan menjawab dan memberi penjelasan, jika mungkin aku bisa tak melihat senyum-senyum itu sementara ataupun menerima cercaan sayang dari mereka yang bilang menyayangiku tanpa tau keinginanku...

Frigid

Ada saat di mana aku pengen sendiri tanpa perlu permisi harus berjalan dengan cara apa, kangen pada siapa ataupun tidur dengan merem atau melek.

Ada saat di mana aku tak butuh satu alasanpun untuk terlelap dan membuka mata.

Aku lagi pengen egois dan sepertinya mereka belum mengerti kenapa aku jadi seperti ini.

Dan rasanya bukan kepentingan mereka untuk tau kenapa si moody datang tiba-tiba bertepatan dengan kepulanganku dari kaki gunung itu.

Aku hanya ingin diam tanpa ditanya kenapa.

*************************

jika kunyatakan aku tak siap, bisakah kau terima..

jika kubilang aku sedang ingin melangkah sendiri, apakah kau pahami?

jika kubilang aku sedang merasa nyaman duduk sendiri memandang bintang dan merasakan sakit atas kesalahanku menginjak ranting yang patah semalam akankah kau berdiam?

- untukmu yang selalu minta dipahami tanpa berusaha memahamiku......

I'm just human being without any reason to fall