Friday, August 23, 2013

Supernova


Engkaulah getar pertama yang meruntuhkan gerbang tak terujungku mengenal Hidup
Engkaulah tetes embun pertama yang menyesatkan dahagaku dalam cinta tak bermuara
Engkaulah matahari firdausku yang menyinari kata pertama di cakrawala aksara

Kau hadir dengan ketiadaan
Sederhana dalam ketidakmengertian
Gerakmu tiada pasti
Namun aku terus di sini

Mencintaimu

Entah kenapa
(Supernova: Ksatria, Putri, Bintang Jatuh)



Engkaulah gulita yang memupuskan segala batasan dan alasan
Engkaulah penunjuk jalan menuju pelung kekosongan dalam samudra terkelam
Engkaulah sayap tanpa tepi yang membentang menuju tempat tak bernama, tapi terasa ada

Ajarkan aku
Melebur dalam gelap tanpa harus lenyap
Merengkuh rasa takut tanpa perlu surut
Bengun dari ilusi, tetapi tak memilih pergi

Tunggu aku
Yang hanya selangkah dari bibir jurangmu
(Supernova: Akar)



Engkaulah kilatan cahaya yang menyapulenyapkan segala jejak dan bayang
Engkaulah bentangan sinar yang menjembatani jurang antar duka mencinta dan bahagia terdera
Engkaulah terang yang kudekap dalam gelap saat Bumi bersiap diri untuk selamanya lelap

Andai kau sadar arti pelitamu
Andai kau lihat hitamnya sepi di balik punggungmu

Tak akan kau sayatkan luka demi menggarisi jarakmu dengan aku

Karena kita satu

Andai kau tahu.
(Supernova: Petir)



Engkaulah keheningan yang hadir sebelum segala suara
Engkaulah lengang tempatku berpulang

Bunyimu adalah senyapmu
Tarianmu adalah gemingmu

Pada bisumu, bermuara segala jawaban
Dalam hadirmu, keabadian sayup mengecup

Saput batinku meluruh
Tatapmu sekilas dan sungguh
Bersama engkau, aku hanya kepala tanpa rencana
Telanjang tanpa kata-kata

Cuma kini
Tinggal sunyi

Dan, waktu perlahan mati
(Supernova: Partikel)