Tuesday, September 8, 2009

Bordir

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Comics & Graphic Novels
Author:Marjane Satrapi
Saya hanya perlu 3 jam saja untuk menyelesaikan buku dalam bentuk komik karya Marjane Satrapi (Marji) yang tebalnya 136 halaman ini. Embroideries yang diterjemahkan dengan “Bordir” adalah pengalaman keseharian Marji ketika ia dan neneknya saling berkumpul dengan orang-orang terdekatnya ketika menikmati “Samovar”. Seperti layaknya wanita-wanita pada umumnya kalau sedang berkumpul apa sih yang dilakukan? Ya, berdiskusi alias bergosip lah.

Saya terkekeh-kekeh menikmati tiap halaman yang berisi pengalaman Marji yang dituliskan dalam bentuk komik hitam putih itu. Bagaimana tidak? Sedikit terkejut bahwa wanita-wanita Iran sebenarnya sama saja dengan wanita-wanita pada umumnya. Bahan pembicaraannya pun sama mulai dari cinta, perselingkuhan, seks, dan juga tingkah pola pria-pria mereka yang cukup vulgar meskipun sesuai dengan kenyataan plus menggelitik.

Lihat bagaimana polosnya salah satu diantara mereka bercerita..
A : Setidaknya dia pernah memegang testis. Aku sama sekali tidak pernah melihat atau memegang apa-apa”
B: Lalu bagaiman kau bisa punya anak?”
C :Pasti karena keajaiban Tuhan!
A : Kalian benar. Memang aku sudah punya 4 anak. Empat!! Tapi tetap saja aku belum pernah melihat organ tubuh laki-laki. Suamiku masuk ke kamar, mematikan lampu lalu Bam! Dan voila, tahu-tahu aku hamil! Sialnya empat anakku perempuan semua. Jadi aku sama sekali belum pernah melihat penis! “

Kocak, Lucu dan penuh kejutan saat membaca pemikiran-pemikiran controversial mereka. Secara awam kita menganggap perempuan-perempuan timur tengah sebagai perempuan berlabel baik-baik saja, tapi ternyata mereka sama seperti normal lainnya. Ada yang setegar nenek Marji dan senyetrik Bibinya Marji, Parvine yang sempat mengungkapkan pemikirannya tentang keperawanan

“Dan kenapa justru kaum perempuan yang mesti perawan? Kenapa mau menyiksa diri demi memuaskan orang brengsek? Sebab laki-laki yang menuntut keperawanan dari perempuan adalah orang brengsek! Kenapa kita tidak berperilaku seperti bangsa barat!? Bagi mereka, berhubung masalah seks sudah dibereskan mereka bisa melanjutkan ke hal-hal lain! Itu sebabnya mereka lebih maju!!!

Lalu mereka menimpalinya begini : “Buat seniman seperti kau memang lebih mudah. Kau dimaklumi hampir dalam segala hal."

Dan Parvine menyahutinya : “Itu bukan karena aku seniman, aku diterima karena aku menuntutnya.”

Atau seperti pernyataan di bawah ini

‘Aku bisa mengerti kau menangisi perhiasan-perhiasanmu. Tidak setiap hari kau diberi hadiah emas berkilo-kilo. Tapi mengenai keperawananmu.. berhubung kau sudah menikah dan bercerai, wajar saja kau tidak perawan lagi! Sekarang kau bisa bercinta dengan siapa pun yg kau inginkan, dan tidak bakal ada yang tahu! Kan tidak ada meteran di bawah sini!’

Sedikit feminis tapi lugas, begitu Marji mengupas pemikiran bebas perempuan Iran dalam komiknya. Marji yang sekarang tinggal di Paris sempat dianggap controversial oleh negerinya namun ia tetap melaju dengan membuat salah satu komiknya ke dalam film berjudul “Persepolis” dan mendapat pujian di mana-mana. Saya sendiri meskipun awalnya harus berpikir lama ketika menikmati filmnya (maklum saya masih blank soal Iran) namun saya cukup tercengang dan tak mau beranjak sedikitpun dari depan layar saat menontonnya.

Jadi kalau ingin menertawakan kevulgaran yang cerdas sekaligus lucu, baca deh “Embroideries” dan kalau ingin tahu sekilas tentang kehidupan di Iran bolehlah menonton Persepolis.

Selamat menikmati.