friend of my ex

Tit..Tit..Tit..Tit..

Nokia 3220 titipan atau mungkin pemberian my Ex itu berbunyi lagi mengisyaratkan

“1 massage Received”

Si Superman is Death (That’s how I wrote his name in my nokia) mengirimiku pesan di sore hari ketika aku di tempat cetak foto dekat mall kecil di tengah Surabaya.

 

“Dek, aku di xxxx, kamu ga ke sini ta?”

 

Kubalas “aku lg ctk foto di dekat xxxx mas, ntar kl selesai ak ke sana, tapi ak ga msk ak d parkr, ntar km ampiri ak ya” dan SEND.

 

Pagi itu aku lagi asyik2nya nonton Goshow di TPI setelah semalam bermalam mingguan dengan my Ex. Telpon Rumah berbunyi. Di seberang suara my Ex berkumandang mengabarkan kalau HPnya yang selama ini dipakai untuk telpon mesra itu hilang tiba-tiba ketika dia cuci baju.

“Yang, kamu telpon aku lewat no. ini aja ya. Yang punya HP namanya Superman.”

That’s how I know Sang Superman. Lewat HP Superman juga kami saling janjian, sampai kadang – kadang aku merasa sungkaaann banget kalo harus menelpon my ex di malam hari (kebiasaan memanfaatkan pulsa murah di malam hari), ataupun nitip pesan.

 

Seminggu lalu dia sudah kembali setelah (bersama-sama dengan my ex juga) ber petualang menembus tanah terpojok di timur negeri. Setelah hanya berSMS ria dan bertelpon hanya di dini hari karena waktu kami tepaut 2 jam, akhirnya kami ketemu.

 

Sumpeh aku lupa dengan dirinya. Kami hanya bertemu beberapa saat ketika aku mengantar my ex berangkat menuju petualangan yang membawa cerita buruk itu. Itupun hanya “say hi” and “how are you”.

 

Now I know him. Ternyata dia suka bercanda (his jokes are just like an ordinary soldier joke!!! Not so funny!), ternyata dia ngomongnya logat jawa kulonan banget, ternyata dia suka dengan Nafa Urbach, Inka Kristi dan a song entitled “Teluk Bayur” …. masih musim ya?

 

He’s just a regular person. So regular, that sometimes made me scolds some giggles because of his ordinary one.

Ngakak yang tertahan.

Tapi aku senang mengenalnya.

Mengenal kepolosannya, kebingungannya, dan juga (semoga) kejujurannya…