Thursday, January 8, 2009

GEMBELISME

Kalau boleh membuat paham baru maka Gembelisme merupakan konsep homeless, dan no place to run and to sleep.
Sudah hampir dua minggu saya menganut paham ini. Ke mana-mana menenteng daypack woman series  punya teman yang isinya beauty case beserta isinya, beberapa baju ganti, peralatan toiletries, dan tentunya beberapa pakaian dalam serta pernak-pernak kecil supaya ngga keliatan banget gembelnya.
Tiap pagi satu filling cabinet di kantor  saya akan saya buka dan mengumpulkan beberapa barang yang sudah saya ambil dari tempat kos saya sementara. Boss saya cuma bisa geleng-geleng melihat perlengkapan lenong saya menempati filling cabinetnya. Kemudian Menyeduh teh hangat dan cemilan kecil sambil berpikir ke mana lagi nanti saya akan tidur lalu saya akan membenamkan diri pada rutinitas kerja sampe sore kadang malam. Berharap besok adalah Sabtu atau Minggu. Supaya bisa bebas leluasa mencari tempat berteduh baru alias kos ataupun kontrakan or apartemen yang mungkin terlalu tinggi untuk dibayangkan. Yang jelas tempat yang akan membuat saya tenang. Baru saya sadar mencari tempat kos or kontrakan or apartemen hampir sama dengan mencari pacar impian. Tak bisa semudah itu "nyak nyek" "blak bluk" ataupun "prat pret", ga semudah seperti kita membuang kentut atau mencari toilet terdekat ketika kita sudah "untup-untup" alias kebelet.

Kenapa saya menggembel?
Bukan, bukan karena teman sekamar saya tak asik lagi diajak ngobrol or terjadi pertengkaran ataupun diusir Ibu kos karena telat bayar kos.Saya tetap menyenangi dan menikmati ketika bercanda ataupun bertukar cerita dan tawa binal dan kadang seram bahkan saya merindukan sekali sarapan roti ataupun memasak indomie bersamanya karena syndrome tanggal tua. Semua cuma karena keadaan yang mengharuskan saya untuk tau diri dan tidak terlibat di sana serta memilih mencari tempat yang nyaman dan tidak membuat saya bergadang ketika otak, mata dan pikiran saya ingin beristirahat.
Individualisme? Mungkin, bukankah seorang kawan mengatakan bahwa individualisme is perfectly human? Mungkin terlalu lebay? Terlalu apalah.. whatever...
Saya tidak mungkin membuat persahabatan kami hangus hanya karena masalah kecil yang saya sendiri bisa atasi meskipun harus dengan menggembel dan nomaden seperti sekarang.

Namun, kadang ada ketidakenakan tersendiri pada seseorang di sana yang mungkin berpikiran negatif tentang kenomadenan saya. Hem.. saya bisa mengerti seandainya pikiran itu muncul di benaknya. Nanti sayang, nanti jika sudah kutemukan satu petakan di mana aku bisa bebas menulis, bekerja lagi sampai terlelap, janji aku nda akan menggembel dan nomaden yang bisa membuatmu gusar.
Sekedar ingin mengingatkanmu tak mudah untukku berpaling lagi ke masa lalu...


======================
**Duh Gusti, mohon petunjuk temukan tempat untukku Minggu ini.. :)

19 comments:

  1. dibogor banyak kosan.. kekekekekek

    emang kantor dmana?

    ReplyDelete
  2. jauhhh atuh dhit.
    Di mananya? Jangan di bawah jembatan merah ya. Banyak yang ngintip :p

    ReplyDelete
  3. daerah deket terminal jg banyak.. jd gampang ke kebon raya.. --> lho.. huaeauehaue...

    ReplyDelete
  4. dasarrrrrrrrrrrr
    ke kebon raya bisa jalan kaki lah.. hehehe

    ReplyDelete
  5. ada apartement kosong di kawasan kuningan..mau? hehehehe..

    ReplyDelete
  6. Salam berkelana...dan Salam gembel..!

    gembeler sejati.. :p
    marley :p

    ReplyDelete
  7. hayukk. jalan-jalan sekalian yah teh :)

    ReplyDelete
  8. ini namanya gembel gak profesional yah...ha ha

    ReplyDelete
  9. Kalo kucing abis beranak, biasanya mesti pindah tempat 7 kali tuh baru bisa menetap......:P

    ReplyDelete
  10. oh, ini ngomongin kucing tah? kirain ngomongin orang :D

    ReplyDelete
  11. maariii sinniii,
    come to Oom,...
    come to Oom,...
    kan kusediyakan selimud penuh kehangadan ;p

    ReplyDelete
  12. hahhahaahaha... abah.. main come to om aja :D

    ReplyDelete
  13. emaknya kucing tuh yang ngomong hahahah...

    ReplyDelete
  14. doohh mesakke temen kowe ndukk....
    sinih maen aja ke lapak gw..

    ReplyDelete