March 19-18, 20007
Hari itu lumayan panas. Tapi tidak menyurutkan langkah kiranaku sama sekali menuju terminal Bungurasih yang letaknya dari ujung ke ujung (I mean dari ujung utara ke ujung selatan) Dengan daypack merah kesayangan (maklum Cuma itu punyaku) aku berhasrat tinggi menuju
Demi aku yang pernah ada di hatimu
Pergi saja dengan kekasihmu dengan kekasihmu yang baru
Dan aku yang terluka oleh hatimu
Mencoba mengobati perihku sendiri
Aku yakin bisa
Aku bisa Tanpamu
(Flannela:Aku Bisa)
“Mbak. Mbak mau Ita gimana supaya mbak ga nangis? Ngerokok ya? Iya? Ita belikan rokok siapa tau mbak ga sedih lagi? “
“Beli tiga batang dek!”
Merokok ga enak. Aku batuk dan sesudahnya aku kapok. Aku milih makan jagung bakar dengan rasa pedas asam manis. Dan sepertinya 2 cone es krim mc Donald lebih enak daripada merokok. Kami muter-muter
“Mbak, pokoknya ntar malam kita jalan lagi kayak dulu. Tapi ga usah manyun kek dulu ya mbak. Aku kangen juga ma mbak yang lucu dan ceriwis. Mirip Ita.”
Satu botol aqua dingin dan chic magazine jadi teman selama perjalanan. Dengan tekad besi dan baja aku bakal tutup mulut selama perjalanan ga pake ngobrol sama sapa aja yang duduk di sampingku. Yang paling penting nih aku diem dan baca majalah. Masih di atas motor. Jalan di Surabaya sepi ga sepadat hari libur biasanya. Di balik cadar merah aku melirik diriku sendiri lewat spion. Kebiasaan narsis yang memang ditakdirkan untukku sejak aku lahir. Di mana ada kaca di situ ada aku.????
Weeks kenapa masih membekas ya? Sembab di mata kanan kiriku mirip atlit habis main tinju. Bayangan Chris John yang tiap kali istirahat sambil dikasih minum ma pelatih dari tempat minum warna putih dan berselang melintas di cermin itu. Kalo di rumah botol minum macam itu pasti dipake ayah untuk ngasih minum burung piaraannya. Nyebelin juga ya. Wajah udah ancur kek gini masih juga ditambahin mata yang sembab seperti habis disengat kumbang-kumbang. Semua karena semalam. Saat marahku meledak di depan ayah-ibu.
Jadi ini hasil aku dibujuk pulang? Apa janjinya? Ako boleh jalan ke mana aja? Mana buktinya? Pembohong semua!!!!!!
Dan mereka masih dengan pembelaan yang entah apalah namanya tetap kukuh memarahi dan melarangku pergi.
Betapa berbedanya aku sejak aku pulang dari
(Ya emang aku dah berbeda. So????????????????)
Bahwa mereka masih “ngeman” aku.
(Apa sich yang dilihat dari aku? I’m not that precious.)
Bahwa aku tinggal di rumah, maka aku harus nurutin mereka.
(Makanya aku berat waktu disuruh balik ke sini dan ngikutin aturan yang lama lagi. Bosen. Capek. Seperti inilah aku sekarang karena terjajah oleh aturan-aturan kalian!)
Pliss aku Cuma butuh tempat yang jauh dari rutinitas untuk menemukan diriku lagi. Kapan kalian bisa mengertiku?
Tuhan
Jangan pulangkan aku lagi ke duniamu
Karna dunia yang kau beri sudah tak berarti lagi
Aku malas pulang dengan kejenuhan
Yang tiap saat datang tanpa henti
Jangan pulangkan aku bila hanya dia yang kupikirkan
Hidupku sudah tak berarti
Maka matikanlah sluruh jiwaku
Karna tiap sel yang ada padanya sudah bukan diriku lagi
Jadi matikanlah aku Tuhan
Masih terekam kuat kejadian malam itu TV dan radio kunyalakan kencang-kencang. Omelan ibu berlalu begitu saja di telinga dan otakku. Tapi tidak mataku.
My sist. She come and hug me. “Ke manapun kamu pergi, kalo masih ada masalah akan tetap seperti ini.”
Kepala, mata dan hidungku sakit luar biasa padahal aku ingin terlelap setelah puas menumpahkan semua kekesalanku.. Tapi perut ini.. ah.. sakit sekali. Aku ingat aku belum makan dari pagi. Aku muntah. Kepalaku pening bukan main. Apa ini efek samping kelamaan menangis ya?
Hari itu libur nasional dan terminal cukup ramai dengan calo-calo penupang yang saling berebut.
“
“Jombang mbak?”
“Banyuwangi mbak?
Aku cuek. Aku ingin santai dan ga buru-buru. Tapi daripada ditanya mulu aku memilih menyerahkan diri pada salah satunya. “
Bus lumayan panas. Ngapain juga naik bus biasa? Mending tadi naik bus patas aja ya? Meskipun harganya 2x lipat. Dalam keadaan seperti ini aku hanya berharap semoga nanti yang duduk di sampingku ga jutek. Mending ibu-ibu atau bapak-bapak tua yang ga banyak nanya “turun mana, dari mana? Asli mana?
Masih dalam panas, tiba-tiba seorang laki-laki merebahkan diri duduk manis di sampingku. “Et dah.
Mataku melihat keluar jendela dan sesekali beralih ke chic yang salah satu artikelnya bilang “7 tanda-tanda salah pilih pacar”. Hemmm sepertinya kesalahan itu aku alami ya? Kenapa artikel ini ga muncul sebelum aku mengenal kata pacaran. (That’s silly question too!)
Bus mulai berjalan melewati tol Surabaya-Sidoarjo. Penglihatanku tetap pada luar jendela tanpa sedikitpun menoleh ke samping kananku. Aku inget, dari dulu aku ingin melihat lapindo dengan Lumpur panasnya yang bikin heboh. Aku belum sekalipun menyaksikan seperti apa bentuknya. Sebelah mana sih? Saking penasarannya, dengan terpaksa aku bertanya pada laki-laki di sampingku. “Mas, mana sih Lumpur lapindonya?”
Seperti yang kuduga sebelumnya. Dengan semangatnya ia bercerita tentang asal muasal Lapindo. Sambil sesekali melontarkan pertanyaan-pertanyaan tadi. Tuh
Percakapan terhenti saat hujan tiba-tiba turun tanpa permisi. Deres dan kenceng. Aku harus menutup jendela.
Hujan………
“Di sini hujan Cinta”
“Iya sama di sini juga”
“Kok bisa ya sama-sama hujan. Padahal aku di sini kamu di
“Ga tau”
Mungkin malaikat penyiram air hujan waktu itu pada ngerti perasaan orang jatuh cinta kali ya? Jadi seandainya
“Cinta kita memang berjodoh kali ya?” Ucapnya by the phone.
Aku menghela napas panjang. Membuka lembaran Chic berikutnya. Bus masih melaju kencang. Tapi tiba-tiba berhenti di depan pintu tol keluar. Antri. Waduh macet nih. Ternyata benar. Jalan tol terputus dari Sidoarjo dan harus putar balik melewati Porong dengan kemacetan yang panjang dan syarat akan hiburan pengamen, penjual permen dan juga penjual klepon. Ya Klepon. Makanan favoritku. “Satu ya Pak!” teriakku semangat tanpa malu.
“Lapar ya mbak? Mau kacang? Permen? Mau? Nih ambil aja punyaku” kata mas tadi. Jutek deh.
“Nggak, makasih” Aku mau klepon!!
Hemmm lumayan enak. Tapi kok ada rasa anehnya ya? Gamping ? apa kebanyakan gamping ya? Tau gamping ga sih?
Sudah separo kotak klepon kuhabiskan. Malasss. Baca lagi Chic ah.. ada yang bergetar dalam kantongku. SMS diterima…… Laporan bahwa rekeningku bertambah Rp. xxxxxxxx. Wah siapa yang salah transfer nih? Beberapa menit kemudian SMS lain masuk. DJ. Si bule Tanya apa aku sudah terima uangnya? Cukup untuk uang saku keminggatanku?
Bule : ”Susaaaaaan, lw kenapa?
Aku : “ Bisa nggak sih lw ga ganggu gw sehariiiiiii aja. Gw
(Gw bukan sumpek ma lw, tapi sumpek ma dia. Salah gw apa? Mereka yang ngecengin kok gw yang kena getahnya?)
Bule : “Oh…. Susan jangan marah gitu donk!”
(Nih gw yang paling benci denger cowok ngerengek sambil bilang “oh…’ yang dimanja2in n dibikin sesimpatik mungkin.) Gw, Cuma mo mastiin lw baik-baik saja honey……(For God shake! Jangan panggil gw honey, Dear, My love. It’s all f**** sheet!). Bagus Bule jadi sasaran empuk buat aku marah setelah pertengkaran hebat semalam. Jangan nelponin orang pas zaman perang gini ya!
Bule :
Aku : Iya! Aku mo minggat dari rumah!
Bule : Kenapa? Lw dilarang hiking honey?”
Aku : Tau ah males ngomong!”
Bule : Ok. Aku bisa ngerti. Aku bisa Bantu apa?”
Aku : Nggak ada. Oh ada. Jangan hubungin gw lagi!!!!!!!”
Bule : oke.. Emang lw cukup duit buat minggat?”
Aku : Cukup!!! Kalo habis gw bisa jual barang2 gw. Lw ga usah tanya2 ah!”
Bule : Oh.. no.no.no hon, jangan jual barang2mu!”
(yawdah gw jual diri! What do u care????!)
Setelah itu, HP kumatiin. He hasn’t finished to talk. Aku tau. Aku jutek banged (pake D). Nih orang kapan nyerahnya ya? Mungkin kalo ayam-ayam pada henti berkokok dia pasti berhenti.ti.ti.ti…
Yes. Thanx. That’s too much. I’m not asking but u gave it 2 me. Don’t know how 2 pay u back. I don’t need it 4 a moment.
Sent…
He’s been so kind to me. But still I cannot love him. I’m sorry. U’re the only one who come when I’m dying. But you’re not the one that I wish. Hope I can pay
Mas di sebelahku tetap melancarkan pertanyaan-pertanyaannya yang sangat biasa. Kenapa lama sekali ya jarak Surabaya-Malang? Biasanya
“Oh jadi mbak pernah kerja di
“Oh ya? Jadi apa mas? “
”Saya jadi tukang bakso mbak”
“Wih… asyik dong mas.”
”Asik apanya la wong saya pernah dorong bakso dari Kalimalang sampe Cikunir ga ada yang beli.”
“Ya gitulah mas, orang jual kadang laku kadang masih banyak.”
“Makanya saya Cuma sebulan mbak. Gak kuat.
Aku tersenyum. Mengangguk dan agak sinis.
Semua begitu indah, sampai dia memutuskan untuk menyudahi semua lewat sikapnya yang menyiksaku dalam berbagai pertanyaan. Sampai saat ini aku tetap bertanya apa yang salah padaku sampai aku disudahi tanpa daya, tanpa ampun dan tanpa kesempatan untuk bertanya kenapa dan membuktikan bahwa aku bisa menjadi seperti yang kau mau.
Kau bilang karena Kau dijodohkan! (Pesan moral: akhir-akhir ini banyak lelaki yang sudah dijodohkan! WASPADALAH! WASPADALAH!) yang pada akhirnya kau mengaku bahwa kau masih mencintainya.
Terakhir kau bilang karena kita sudah ga cocok.
Ga cocok
Ga cocok……
“Lihat aja zodiac kita sama, kalo sama banyak ga cocok-nya” (kalo dipikir-pikir waktu itu dia seperti orang “dewasa” yang berusaha ngebujuk anak kecil yang ngerengek pengen es krim. “Sudah jangan beli Esnya Bapak itu, tunggu aja nanti tukang Es yang pake celana merah!”)
Bagaimana mungkin saat berjauhan kau bilang aku tujuan hidupmu yang kau damba lalu sekarang saat aku menurutimu untuk mendekat padamu, kau bilang kita ga cocok? Kau sendiri yang bilang bahwa semua kebetulan itu adalah tanda bahwa kita memang berjodoh (apa kau tertular pribahasa Jawa : Isuk tahu, Sore
Semua hanya diplomasi
What a lie…….
You and I
What about All your 10,000 promises
That you gave to me
(BSB: 10,000 promises)
Satu jam setengah yang penuh perjuangan dan satu jam yang membuat masa lalu itu menari-nari di kepala dan telingaku, akhirnya kami sampai Kali Porong. Huh! Akhirnya wajah-wajah para penumpang menunjukkan kelegaan. Supir bis sudah menancap gas kencang-kencang. Macet sudah berlalu. Akupun bisa rilex agak bersandar di tempat duduk nan sempit.
“Berarti mas-nya ini nanti nyambung ke Blitar ya kalo sudah sampai Arjosari”
“Iya. Mbak kok tau?”
“Sodara saya banyak yang di Gadang, Blitar, Dampit juga banyak. Tapi saya jarang ke
”Oh… kalo ke Blitar mampir saja mbak ke Karangkates. Nanti saya jemput.”
“Iya. Gampang.”
“lho bojo-ne neng endi mbak?” (kenapa sih laki-laki itu selalu nanyain hal-hal yang ga penting kek gitu??? Pengen tau kita itu laku apa ga ya??)
“Almarhum semua!”
Angin masuk melalui jendela dan ruang–ruang yang agak lapang dalam bis. Dan sembab mata ini makin membuatku ngantuk. Aku harus berjalan lagi harus melangkah lagi meskipun aku terseok-seok dan tulangku patah aku harus melangkah, ga boleh melihat ke belakang lagi kalo ga mau ketabrak. Sesampai di Malang, aku pasti bisa. Akan ada tawa lagi, akan ada senyum lagi, akan ada harap lagi. Pasti.
Tepat pukul 1 siang, bus memasuki terminal Arjosari. Sampai juga diriku di Apple Town. Cukup melelahkan perjalanan ini tapi tak selelah diriku bernapas tanpamu. Dan supaya aku ga lelah lagi, aku harus mencari space baru untuk menambahan oksigen. Ga perlu Oxican
Sampai jumpa lagi Cinta..
So much hurt, so much pain,
Takes a while to regain what is lost inside,
And I hope that in time, you’ll be out of my mind.
I’ll be over you. (Gabrielle: Out of Reach)
:) duh.. mbak susan neh selalu bikin tulisan yang ok!.. cocok dah mbak jadi penulis... ayo2 kirimkan satu ceritamu ke majalah... hehehe.. pasti dimuat :)
ReplyDeletekalo gak.. buat novel aja mbak.. kita duet deh.. :)) nit suka neh baca tulisannya...
san san san ...mau jadi jurnalis kah mau tak ? ..... SBO tv
ReplyDeletecakep ndukkk........ga wani komentar, mengkoh si om "C" ngamuk neh wuakakakkaa
ReplyDeletebagus!!
ReplyDeleteSusan...susan..., elo dah ditakdirkan jadi penulis Sue, rangkaian kata-kata yang elo bikin mengalir dan enak dibaca, Ayo sue bikin Novel cerita pendaki, ntar gue kenalin penerbit deh....
ReplyDeleteternyata pendaki suka baca majalah "Chic" juga hehehe...
ReplyDeleteyou'll find another cinta dech san...
semangat :)
Thanks sist... You will find it too.
ReplyDeleteSumpeh lw Bang?
ReplyDeleteWah jadi giat nih biin mumpung lagi kenal bang Hendri deh.
Kata mau buka puasa bareng. Kapan? Kutunggu di Surabaya ya... Dijamu deh
Kau ada di mana Ndy?
ReplyDeleteDi balik bukit mana lagi kau bersembunyi?
Apa di balik temaramnya gemintang itu??
Om "C" iku sopo to mas?
ReplyDeletePenasaranku ga ilang2 sampe sekarang
Beneran Sue???? sumpe luuuuu, nga bo'ong neeehhhh
ReplyDelete